Senin, 20 Mei 2013

Puasa Senin Kamis


Sebagai sebuah sunah, shaum atau puasa sunnah Senin Kamis memang kedudukan hukumnya "hanyalah" anjuran. Yang biasanya diartikan: jika dilakukan berpahala dan jika tidak dilakukan tidak berdosa. Padahal jika kita mau jujur, sesungguhnya puasa sunnah, seperti juga ibadah-ibadah sunnah lainnya, jika kita tinggalkan maka kita akan rugi. Karena berkurang sudah pahala kebaikan yang semestinya akan kita dapatkan jika kita melakukannya. Tak hanya itu, tetapi jauh lebih penting dari itu adalah lebih dekatnya kita kepada Allah Swt, karena semua amalan sunnah adalah ibadah tambahan sebagai sarana untuk lebih dekat kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, Allah 'Azza wa Jalla.
Mengapa Mesti Puasa Sunnah Senin Kamis?
Ketika Nabi kita (saw.) ditanya mengapa beliau berpuasa pada hari Senin, beliau menjawab: “Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus dan hari diturunkan Alquran kepadaku” (HR. Muslim). Perlu diingat, hadis ini tidak berarti menganjurkan Anda untuk berpuasa pada hari kelahiran Anda. Jadi tidak ada dasarnya jika ada puasa sesuai hari kelahiran karena adanya dalil ini. Hadis tersebut sekadar memaparkan keutamaan hari Senin, yaitu sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad saw, hari ketika diangkatnya beliau sebagai Nabi dan Rasul, dan hari ketika Alquran diturunkan.
Pada hadis yang lain, Rasullullah saw pun bersabda: “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi). Selain keutamaan tersebut, ternyata pada Senin dan Kamis-lah catatan amal kita dilaporkan kepada Allah. Tentunya jika Anda akan menghadapkan laporan atau tugas akhir kepada atasan atau dosen penguji, tidak mungkin dengan penampilan seadanya dengan sampul berkas yang lusuh. Apalagi catatan amal yang hendak dilaporkan. Alangkah indahnya jika catatan amal itu dibuka dan ditutup dengan dokumentasi ketika Anda sedang puasa sunnah Senin Kamis.
Itu adalah keutamaan beribadah di hari Senin dan Kamis secara religius atau nilai-nilai agama. Lantas, bagaimana keutamaan berpuasa di hari-hari tersebut berdasarkan logika manusia? Coba Anda perhatikan, hari Senin dan Kamis membagi hari-hari dalam satu minggu ke dalam dua bagian yang sama rata. Jika direnungi, ini adalah waktu yang berkala, teratur. Seperti halnya minum obat, dokter akan menyarankan kita untuk meminum obat secara teratur, misalnya setiap 6 jam sekali.
Begitu juga dengan puasa Senin Kamis. Dipilihnya Senin dan Kamis sebagai hari berpuasa sunnah adalah kebijaksanaan Allah untuk menjaga manusia tetap sehat, di samping untuk beribadah kepada-Nya dengan taat. Jika puasa Senin Kamis dilakukan teratur, berarti kita memelihara kesehatan tubuh secara teratur juga. Kita membersihkan dan mengistirahatkan saluran pencernaan selama 2 kali dalam seminggu, yakni Senin dan Kamis. Dengan demikian tentu tubuh kita lama kelamaan menjadi lebih sehat dan bugar.
Bagaimana Menjalankan Puasa Sunnah Senin Kamis?
Tidak seperti puasa Ramadhan yang wajib, puasa sunnah bisa kita lakukan tanpa niat sebelum waktu subuh. Bahkan jika Anda lupa makan pagi, lalu berniat menjadikan hari itu untuk puasa sunnah, sah-sah saja. Karena Rasulullah saw pernah datang kepada Aisyah pada selain bulan Ramadhan, kemudian beliau bersabda: "Apakah engkau punya santapan siang? Jika tidak ada, aku akan berpuasa." (HR. Muslim). Tetapi, alangkah baiknya jika Anda tetap menyengaja makan sahur terlebih dahulu sebelum puasa, karena banyak keberkahan di dalamnya.
Apakah Puasa Sunnah Senin Kamis Membuat Badan Kita Sakit?
Tentu saja jawabannya: tidak! Jika lemas mungkin saja iya, tergantung kekuatan niat, mental, dan pikiran orang yang menjalankannya. Sepertinya Anda tidak akan merasa sakit atau lemas lagi jika mengetahui dampak puasa bagi tubuh manusia, seperti yang ditulis oleh Dr. Allan Cott M.D, seorang dokter ahli Orthomolecular psikiatri, yang banyak menghabiskan waktunya di Amerika, Kanada, dan Eropa, yang memperkenalkan metode penyembuhan dengan puasa. Dalam bukunya yang berjudul “Why Fast?” dia menulis efek dari puasa, antara lain:
  1. Merasa lebih baik secara fisik dan mental.
  2. Agar terlihat dan merasa lebih muda.
  3. Membersihkan badan.
  4. Menurunkan tekanan darah dan kadar lemak.
  5. Lebih mampu mengendalikan seks.
  6. membuat tubuh sehat dengan sendirinya.
  7. Mengendorkan/melepaskan ketegangan jiwa.
  8. Menajamkan fungsi indrawi.
  9. Memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri.
  10. Memperlambat proses penuaan.
Apa Saja Keutamaan Puasa Sunnah Senin Kamis?
Setiap ibadah pasti memiliki keutamaan dan hikmah tersendiri, begitu juga dengan puasa sunnah Senin Kamis. Bagaimanapun baiknya keutamaan dan hikmah puasa Senin Kamis, semua itu tergantung pada niat kita untuk menjalankannya. Ikhlaskan niat untuk beribadah kepada Allah, maka selain akan lebih dekat dengan-Nya, Anda juga akan mampu mendapatkan keutamaan-keutamaan puasa Senin Kamis. Inilah beberapa di antaranya:
1.Menghindarkan diri dari dosa
Puasa sunnah yang satu ini merupakan ajang ‘anger management’ atau ajang melatih kesabaran dan menghindarkan diri dari hal-hal yang menimbulkan dosa. Jika dilakukan secara berkala, otomatis diri Anda akan lebih mampu menahan emosi. Dengan puasa Senin Kamis, diri Anda menjadi lebih bersih dalam hal emosi dan spiritual. Karena itu puasa sunnah ini dapat disebut sebagai zakat jiwa. Seperti disebutkan dalam hadis, “Segala sesuatu itu ada zakatnya, sedang zakat jiwa itu adalah berpuasa. Dan puasa itu separuh dari kesabaran.” (H.R. Ibnu Majah).
Dalam hadis lain, disebutkan pula keutamaan puasa sunnah ini sebagai ajang latihan ‘anger management’ dan penghindaran diri dari perbuatan dosa, yakni: “Puasa adalah benteng yang membentengi seseorang dari api neraka yang membara.” (H.R. Ahmad dan Baihaqi).
2.Meningkatkan amalan
Jika pada hari-hari biasa Anda cenderung malas beribadah dan beraktivitas karena merasa kekenyangan, puasa Senin Kamis adalah jalan keluar dari kemalasan. Puasa membuat hati kita lebih bersih sehingga produktivitas dalam meningkatkan amalan pun meningkat. Pasalnya, orang yang berpuasa cenderung ingin berbuat baik lebih banyak dari biasanya. Puasa juga melembutkan hati karena kita jadi memahami nasib dan rasa lapar mereka yang kurang beruntung. Singkatnya, puasa Senin Kamis mendekatkan kita kepada Allah.
3.Tubuh lebih sehat
Seperti disebutkan sebelumnya, puasa membantu tubuh kita untuk menjadi lebih sehat. Berpuasa secara teratur berarti membatasi makan secara berlebihan dan membatasi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Merupakan rahasia umum bahwa makan berlebihan bisa mencetuskan timbulnya penyakit. Dengan menahan lapar dan haus saat berpuasa, berarti kita menolak segala jenis penyakit yang disebabkan oleh pola makan dan asupan kalori, seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
Puasa sunnah Senin Kamis secara teratur juga bermanfaat untuk mengistirahatkan sekaligus membersihkan sistem pencernaan. Selama puasa, lebih dari 10 jam lambung kita dibiarkan diam tidak bekerja, sehingga dapat beristirahat. Bandingkan dengan selama tidak berpuasa, kita cenderung terus mengonsumsi sesuatu dan hanya berhenti saat kita tidur. Itu berarti pencernaan kita tidak beristirahat dengan cukup. Jika saluran cerna diistirahatkan, organ-organ tubuh yang lain mampu bekerja lebih maksimal sehingga kita menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.

Selasa, 14 Mei 2013

You

Jiwaku menyentuh jiwamu, meski tanganku belum mampu menggenggam tanganmu.
Lelahmu menjadi lelahku, meski kini aku belum dapat melihat wajah resahmu.
Mimpiku bertemu denganmu, meski aku tak tau sosok seperti apa dirimu.
Doa ku selalu untukmu, meski aku tak pernah tau apa doa mu.

Siapapun kamu, ketahuilah aku di sini menyempurnakan diriku untukmu nanti.
Di manapun kamu, ketahuilah aku mendambakan senyumanmu suatu saat nanti mengarah kepadaku.
Kapan aku bertemu denganmu, hanya Tuhan lah yang tau.
Disini, menunggu, berdoa, berharap, semua telah aku lakukan.

Sosok seperti apakah dirimu?
Indah atau buruk rupa, aku pun tak dapat membayangkan.
Seperti apakah hatimu?
Mulia ataukah penuh kepalsuan, aku pun tak ingin menerkanya.

D i sini, aku memperbaiki diri untukmu.
Agar kau di sana juga memperbaiki dirimu untukku.
Di sini aku memper indah akhlak untukmu.
Agar di sana kau juga memper indah akhlakmu untukku.

Adakah kau merasakannya?
Apakah kau merasakannya di sini aku menunggumu?
Adakah kau disana mendambakan aku?
Seperti aku disini yang menunggu mu.

For my true love.
U are my surprise.
I'll be waiting for you.
Someday, We can meet up with the big smile in our face, Insya Allah.


^.^

- Tari -

Senin, 28 Januari 2013

Detak Jantungku


Disuatu pagi, saat matahari bersinar cerah, saat Nesya mulai membuka matanya. Nesya adalah anak tunggal dari pasangan keluarga sederhana. Nesya sekarang sudah beranjak dewasa, yang tengah duduk di kelas 3 SMA. Ayahnya sudah lama tiada, sejak Nesya kelas 1 SMP. Kini Nesya hanya tinggal berdua bersama ibunya.

"Hooaaammm, alhamdulillah pagi ini cerah." Ucap Nesya.
Tiba - tiba ada suara ketukan dari balik pintu kamarnya, Nesya pun beranjak dari tempat tidurnya.
"Iya tunggu sebentar ya." Kata Nesya.

Dengan langkah cepat Nesya menuju pintu kamarnya dan membukakan pintu untuk si pengetuk pintu.

"Eh mama." Kata Nesya yang melihat mama nya di balik pintu.
"Sudah bangun sayang? Ayuk siap-siap ke sekolah ya. Mandi dulu, mama sudah buatkan nasi goreng kesukaan kamu." Kata Mamanya.
"Oyaaaa? Mama emang the best deh. Oke, kalo gitu Nesya mandi dulu yaaa, perut Nesya juga udah keroncongan ni." Ucap Nesya manja sambil mengusap-usap perutnya.
"Kamu ini, baru juga bangun sudah lapar." Ucap mamanya sambil tersenyum.
"Pokoknya kalo udah berhubungan sama nasi goreng buatan mama, walaupun perut Nesya udah kenyang, pasti Nesya makan deeehh. Rasanya the best." Kata Nesya sambil mengacungkan 2 jempol tangannya.
"Bisa aja anak mama yang satu ini. Yaudah mandi dulu sana." Kata mama nya sambil tersenyum.
"Iya maaaa." Jawab Nesya.

Nesya pun kemudian mandi, selesai mandi dan berpakaian rapi, Nesya langsung menghampiri mamanya di meja makan. Tentu saja untuk mencicipi masakan mamanya yang menurut Nesya paling enak itu.

Di meja makan..

"Makannya pelan - pelan Nesya." Kata mamanya.
"Iya mama ku sayaaanggg." Jawab Nesya sambil bermanja.

Setelah Nesya selesai makan, Nesya pun segera berangkat ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, bel pun berbunyi...

"Krriiiiiinnnggg krrriiinnnggg...."

"Eh udah bel tuh, yuk masuk kelas." Kata Nesya pada salah satu sahabatnya Gina.
"Iya yuk." Jawab Gina.

Jam pelajaran pertama pun di mulai, yaitu pelajaran olah raga. Murid-murid mempersiapkan diri untuk berganti pakaian, termasuk Nesya dan Gina. Setelah selesai berganti pakaian mereka pun menuju lapangan olah raga.

"Oke anak - anak, sekarang kita ambil nilai lari ya." Kata Pak Rudi, guru olahraga mereka.
"Iya paaakkk." Kata anak - anak.

Di belakang barisan..

"Yah, lari lagi lari lagi." Keluh Gina.
"Kenapa emangnya kalo lari?" Tanya Nesya bingung.
"Kaki gue pegel-pegel." Jawab Gina sambil manyun.
"Yaelaaahh, manja ni haha." Ledek Nesya. "Gak bakal kaya tales bogor kok kaki lo cuma karna ambil nilai lari haha." Lanjut Nesya meneruskan kata-katanya.

Satu persatu siswa pun mengambil nilai sesuai dengan urutan absen mereka, karena urutan absen Gina dan Nesya tidak berjauhan. Maka mereka pun lari dalam kloter yang sama. Kecepatan mereka berlari di dalam batas rata - rata teman - temannya. Setelah berlari Pak Rudi pun meminta murid-murid untuk menghitung denyut nadi mereka.

"Ayo anak - anak, coba hitung denyut nadi kalian. Mulai dari sekarang." Kata Pak Rudi.
"Siap paakk." Sahut anak - anak.
"Oke, dimulai." Kata Pak Rudi.

Selang beberapa detik Pak Rudi pun berkata "Oke, stop menghitungnya anak-anak."
Murid - murid pun kemudian berhenti menghitung. Pak Rudi pun bertanya kepada masing- masing anak.
"Ahmad, berapa jumlah hitungan denyut nadi kamu?" Tanya Pak Rudi.
"11 Pak." Jawab Ahmad.
"Amel?" Tanya Pak Rudi.
"11 Pak." Jawab Amel.
"Arinda?" Tanya Pak Rudi.
"12 Pak." Jawab Arinda.
Pak Rudi tetap bertanya kepada masing-masing anak. Tetapi ada yang mengganjal perasaan Nesya.
"Rata-rata anak-anak bilang denyut nadinya 11 sama 12, kenapa gue cuma 9? Ah bilang aja 12 deh, biar sama kaya yang lain." Ucap Nesya dalam hati.
"Nesya?" Akhirnya sampai juga giliran Nesya.
"12 Pak." Jawab Nesya.
Setelah semua anak dari absen pertama sampai terakhir selesai menyebutkan denyut nadinya kemudian Pak Rudi kembali menjelaskan.
"Jantung kalian semuanya berfungsi dengan baik, tak ada gangguan. Karna jika tadi ada denyut nadi yang di bawah 10, itu artinya jantung kalian lemah. Tidak bisa memompa dengan baik. Oke, anak-anak pelajaran hari ini cukup sampai sini yaa. Minggu depan kita praktek basket." Jelas Pak Rudi.
"Iya Paakk." jawab murid-murid dan kemudian mereka menuju ruang ganti untuk mengganti kembali seragam mereka.

Setelah berganti baju mereka memasuki ruang kelas masing - masing.

"Nes, lo kenapa sih dari tadi kaya orang mikir?" Tanya Gina.
"Ah, Emmmm gue gapapa kok Gin." Jawab Nesya.
"Yakiiiinn?" Tanya Gina.
"Iya, laper aja ni. Perut keroncongan Gin." Kata Nesya.
"Yaudah nanti habis ini kita ke kantin, langsung makan ya." Kata Gina.
"Oke sip." Jawab Nesya.

Guru mata pelajaran berikutnya pun masuk ke dalam kelas, setelah belajar selama 2 jam, akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Murid - murid pun langsung menuju kantin.

"Ayo Nes,kita beli soto aja yuk?" Ajak Gina.
"Boleh, yuk." Jawab Nesya.
"Gue yang pesenin deh, lo duduk di sini, soalnya kantin penuh. Takut gak kebagian tempat." Kata Gina.
"Oh, oke. Gue gak pake kecap yaa. Bening aja, tapi pake sambel yang pedes." Pinta Nesya.
"Iya Nes, gue udah hafal kok." Jawab Gina sambil tersenyum.
"Assiiikk, okelah haha." Jawab Nesya.

Saat Gina sedang memesan makanan, tiba-tiba ada seorang murid laki-laki yang meghampiri Nesya saat sedang sendiri. Laki-laki itu adalah Gerry. Gerry adalah teman sekelas Nesya saat kelas 1 SMA.

"Hei" sambil menepuk pundak Nesya.
"Eh hei." Jawab Nesya sambil tersenyum.
"Gue duduk sini boleh ya? Penuh banget ni. Gak dapet tempat." Tanya Gerry.
"Gue sama Gina sih ini. Muat gak kira - kira kalo bertiga?" Tanya Nesya.
"Muatlah, badan kalian kan kecil - kecil. Boleh ya? hehehe." Rayu Gerry.
"Oke deh, duduk sini." Kata Nesya mempersilahkan.

Kemudian mereka pun berbincang-bincang. Tak lama kemudian Gina pun datang dengan membawa 2 mangkuk soto panas.

"Ini Nes, soto nya." Kata Gina sambil meletakkan soto nya di meja.
"Oh iya, thanks ya Gin." Kata Nesya sambil tersenyum.
"Okee." Jawab Gina. "Geser dong Nes, gue duduk sebelah doang ini." Lanjut Gina sambil menggeser duduknya.
"Oh oke." Kata Nesya, merapatkan diri ke samping Gerry.

Mereka bertiga pun berbincang-bincang seputar tugas, guru, dan beberapa teman mereka sambil menyantap makanan.

Beberapa jam kemudian, jam pulangpun tiba. Baik Nesya, Gina, maupun Gerry bergegas langsung pulang ke rumah mereka masing - masing.

Saat malam di rumah Nesya, Nesya sedang asik dengan tugas-tugas sekolahnya. Ya, semua orang tau Nesya siswi yang berprestasi, jadi setiap malam pun ia menyempatkan diri untuk belajar walaupun tidak ada pekerjaan rumah yang harus di kerjakannya. Tiba-tiba HP Nesya berdering..

1 Message Receive

Gerry --> Nesya : Nes, udah ngerjain tugas bahasa Indonesia belum?

Kemudian Nesya pun membalasnya

1 Message Sent

Nesya --> Gerry : Udah Ger, kenapa? Kelas lo dapet tugas LKS halaman 29 - 32 juga?

1 Message Receive

Gerry --> Nesya : Iya Nes. Besok liat ya, heheh. Oiya udah ada koran untuk kliping bahasa inggris besok belum? Lo dapet tugas itu juga kan dari Bu Evi?

1 Message Sent

Nesya --> Gerry : Oiya ya. Ya ampuunn, lupa banget Geerrr. Di rumah gue gak langganan koran lagi. Haduuhh gimana dong ?!

1 Message Receive

Gerry --> Nesya : Tenang Nes, nanti gue bawain yang banyak buat lo. Tapi nanti liat PR Bahasa Indonesia lo ya hehehe..

1 Message Sent

Nesya --> Gerry : Oke siap Ger, Thank you yaaa..

1 Message Receive

Gerry --> Nesya : Iya sama - sama Nesya :)

Kebetulan mereka mendapatkan guru yang sama dan jadwal yang hampir sama dalam mata pelajaran, walaupun mereka berbeda kelas. Dan memang sejak pertemuan mereka di kantin, mereka menjadi sering ber sms an sekedar untuk saling bertukar pikiran dalam hal akademik dan non akademik.

Saat jam istirahat di sekolah, seperti biasa Nesya dan Gina ke kantin bersama.

"Gin, tiga bulan lagi nyokap gue ultah ni, kasih apa ya kira - kira?" Tanya Nesya meminta saran.
"Tiga bulan kan masih lama Nes." Kata Gina heran.
"Iya, tapi gue mau ngasih sesuatu yang di dapet dari hasil jerih payah gue sendiri. Biar beda aja hehe." Jelas Nesya. "Tapi kira - kira apa ya?!" Lanjut Nesya dengan nada bingung.
"Eeemmm gitu. Nyokap lo suka koleksi sesuatu gak? Misalnya tas atau sepatu gitu?" Tanya Gina.
"Enggak." Jawab Nesya sambil menggelengkan kepalanya " Nyokap gue orangnya gak neko - neko. Apa adanya aja." Jawab Nesya tersenyum simpul.
"Emmmm apa ya???" Tanya Gina.
"Gue kepikiran sesuatu sih Gin." Ucap Nesya ragu.
"Apa Nes?" Tanya Gina penasaran.
"Cincin." Jawab Nesya seraya mengembangkan senyumnya.
"Cincin?" Tanya Gina heran.
"Iya cincin, ya gue tau sih gak murah. Makanya gue mau cari kerja part time gitu. Apa aja, bantu - bantu cari info yaa hehehe." Kata Nesya.
"Siap Nes, nanti gue cari - cari deh di koran sama internet." Jawab Gina tersenyum.
"Baiknyaaaa, thank you Ginnaaaaa." Ucap Nesya sambil merangkul bahu sahabat karibnya itu.

Tiba - tiba Gerry muncul dari belakang mereka.

"Doorrrr." berusaha membuat mereka kaget.
"Astagaaa Gerry, gue jitak lo." Kata Gina.
"Widiiihh, galak aja. Bu Evi yang kiler kalah hahahaha." Ledek Gerry "Gue kesana dulu ya, nyamperin anak - anak." Lanjut Gerry.
"Iya hush hush." Kata Gina.
Nesya pun hanya tersenyum.

Seperti biasa jam istirahat pun jadi ajang berbincang - bincang para siswa, dan seperti biasa kantin pun penuh sesak luar biasa. Saat sedang mengantri untuk memesan makanan, tiba - tiba Nesya jatuh pingsan.

"Brruuukkk." Tubuh Nesya jatuh Lunglai.

Semua mata tertuju pada dirinya, Gina yang sontak kaget langsung meminta siswa yang lainnya untuk membantu memapah Nesya ke UKS. Gerry pun yang mendengar permintaan tolong Gina langsung refleks berlari ke arah mereka dan membantu memapah Nesya ke ruang UKS.

Saat sadar, Nesya pun bingung dengan keadaannya. Dia hanya ingat saat di kantin dada nya sesak, dan pandangannya menjadi kabur. Setelah itu ia tak ingat lagi apa yang terjadi. Nesya masih lesu dan pucat pasi, ia hanya sendiri di UKS karena memang ini jam mata pelajaran. Semua siswa yang tadi membantu memapahnya pun tak ada di ruang itu, mereka harus mengikuti pelajaran di ruang kelas masing - masing. Nesya sendiri akhirnya memutuskan untuk tetap berada di UKS sampai bel pulang berbunyi, bagaimana tidak. Untuk bangun pun kepalanya masih terasa pusing, dan dadanya masih terasa sesak.

Sejak kejadian itu Nesya merasa tidurnya tak pernah nyenyak, dada nya sering sekali sesak. Tapi dia merasa itu bukan apa - apa.

"Mungkin hanya sedikit lelah atau masuk angin biasa." Ucapnya dalam hati.

Hari - hari di lalui Nesya seperti biasa, tak ada yang berubah.

Suatu ketika di sudut sekolah.

"Ginaaaa, gue udah dapet ni kerja part time. Gue kerja cuma sabtu sama minggu aja. Lumayanlah, kalo di tambah sama tabungan gue cukuplah buat beli cincin nyokap pas ulang tahunnya hehe." Kata Nesya senang.
"Oya? Kerja di mana?" Kata Gina bertanya.
"Di laundry." Jawab Nesya.
"Laundry?" Tanya Gina heran. "Kerjanya ngapain aja tuh?" Lanjut Gina.
"Ya cuci, setrika, sama nganter pakaian ke pelanggan juga." Jelas Nesya.
"Semuanya?" Tanya Gina lagi.
"Iya semuanya." Jawab Nesya sambil tersenyum.
"Gak cape? Nanti sakit loh." Kata Gina dengan nada perduli.
"Enggak dong, gue kan kuat hehhe." Jawab Nesya menyakinkan.
"Oke, good luck yaa. Semoga semua lancar." Kata Gina berusaha mensuport sahabatnya itu.
"Amiiiinnn." Jawab Nesya dengan semangat.

Ke esokan harinya, hari sabtu itu tiba. Kali pertama Nesya harus bekerja, setelah sarapan Nesya pun pamit kepada mama nya.

"Ma, Nesya pamit ya." Katanya dengan tersenyum.
"Pamit? Kemana? Bukannya sekolah libur?" Tanya mama nya heran.
"Iya ma, sekarang mulai sabtu minggu ada pelajaran tambahan, kan mau ujian nasional." Jelas Nesya.
"Maaf ya Allah, Nesya terpaksa bohong sama mama." Keluhnya dalam hati.
"Oh begitu, yasudah. Hati - hati ya sayang." Jawab mama nya.
"Iya ma, assalamualaikum." Kata Nesya.
"Wa 'alaikum salam." Jawab mama nya.

Tak terasa sudah hampir 3 bulan Nesya bekerja di toko laundry itu setiap sabtu dan minggunya, tabungan Nesya pun sebenarnya sudah cukup untuk membelikan cincin untuk mamanya.

"Alhamdulillah, uang di tabungan sudah cukup buat beli cincin mama." Kata Nesya dengan senyum sumringah. "Tapi masa kontrakku kan 3 bulan. Dan masih ada seminggu, sayangkan kalo harus berhenti sekarang. Lanjutin aja deh, lumayan buat jajan." Lanjutnya.

Keesokan harinya di sekolah..

Wali kelas memasuki kelas mereka..

"Anak - anak jam pelajaran pertama dan kedua di tiadakan ya. Hal ini karena akan ada tes kesehatan untuk semua murid. Nanti satu persatu ke UKS ya, ibu akan bantu memanggil kalian satu persatu. Di UKS nanti sudah ada dokter yang akan memeriksa kesehatan kalian." Kata Ibu wali kelas.
"Yes !!!" beberapa anak kegirangan karena tak perlu mengikuti jam pelajaran. Wajar saja jika mereka kegirangan. Karena jam mata pelajaran yang di tiadakan adalah mata pelajaran bahasa inggris yang semua siswa tau bahwa gurunya sangat kiler.
"Oke, di mulai dari absen pertama ya. "Ahmad, kamu langsung ke UKS ya." Kata Ibu wali kelas.
"Iya bu." Jawab Ahmad.
Selang beberapa saat Ahmad pun kembali.
"Selanjutnya, Amel." kata Ibu wali kelas.

Amel yang namanya di sebutkan pun langsung berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar kelas menuju UKS. Sementara di sudut lain beberapa siswa bertanya kepada Ahmad.

"Tadi ngapain aja mad?" Kata salah satu siswa.
"Diperiksa biasa aja, kaya lo ke klinik." Jelas Ahmad.
"Kok lama mad?" Kata siswa yang lainnya.
"Iya, semua di periksa. Dari mata, lidah, detak jantung, sampe tekanan darah." Jawab Ahmad.
"Oooohhh." Ucap siswa yang lain.

Nesya yang dari tadi mendengar percakapan mereka seketika berfikir. "Detak jantung? Ya Tuhan. Gimana dong nanti kalo detak jantung aku ketahuan lemah? Laporan dokter itu pasti di laporkan ke pihak sekolah." Ucapnya dalam hati.
"Nesya?" Kata Ibu wali kelas.
Tanpa sadar kini sudah sampai giliran Nesya, Gina yang duduk di sebelah Nesya pun langsung memberi aba-aba bahwa Nesya sudah di panggil wali kelasnya.
"Nes, di panggil Nes." Kata Gina sambil menyentuh pundak Nesya yang membuat Nesya membuyarkan semua isi kepalanya.
"Eh eeemmm, iya bu." Kata Nesya kikuk.

Nesya pun menuju UKS untuk di periksa. Dokter pun mempersilahkan Nesya duduk berhadapan dengannya.

"Nesya Irindia Putri," Kata dokter tersebut menyebutkan nama lengkap Nesya.
"Iya dok." Jawab Nesya sambil tersenyum.
"Ayo saya periksa dulu." Ajak dokter paruh baya itu.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter pun mengajak Nesya untuk duduk kembali di kursi semula.

"Nesya, apa akhir - akhir ini dada nya sering sesak?" Tanya dokter itu.

Deg, hati Nesya seakan tak karuan.

"Iii, iya dok." Jawab Nesya mencoba jujur.
"Sering tak nyenyak tidur?" Tanya dokter lagi.
"He'eh." Nesya mengangguk.
"Kalau dadanya sakit sampai ke bagian belakang tidak?" Dokter itu kembali bertanya.
"Iya dok betul, kalau tidur terlentang saya juga sulit bernafas. Dada bagian kiri saya juga kadang terasa seperti di remas. Tapi itu cuma sebentar, kemudian hilang lagi." Jawab Nesya mulai terbuka.
"Kamu suka melakukan pekerjaan berat?" Tanya dokter itu.
"Tidak dok, saya hanya sekolah saja." lagi - lagi Nesya terpaksa berbohong, karena menurutnya dokter itu tak perlu tau tetang apa yang dilakukan Nesya untuk membelikan mama nya sebuah kado.
"Nesya, saya sarankan agar kamu chcek up ke dokter spesialis jantung nak." Kata dokter itu.
"Spesialis jantung? apa ada yang salah dengan jantung saya?" Tanya Nesya dengan ekspresi kaget.
"Saya dokter umum, saya baru menduganya saja nak. Jika kamu check up ke ahlinya. Mungkin akan dapat penjelasan yang lebih." Jawab dokter itu sambil tersenyum.
"Iya dok, nanti saya akan check up." Jawab Nesya.
"Lebih baik seperti itu Nesya, sekarang sudah selesai. Giliran temanmu yang lain." Kata dokter itu.
"Baik dok, terima kasih." Kata Nesya sambil tersenyum.

Saat di koridor UKS menuju kelasnya, Nesya pun bergeming dalam hati. "Mudah - mudahan laporan kesehatannya gak di kasih pihak sekolah, lagian tadi kenapa juga gue pake bilang inilah itulah. Aduuuhh Nesya, lo bego atau apa sih." Kata Nesya dalam hati sambil menepuk - nepuk kepalanya. "Eh udah deket kelas, aku harus bersikap tenang kaya gak ada apa-apa." Lanjut ya dalam hati.

Nesya pun memasuki kelas dengan sikap santai, seolah dia baik - baik saja seperti teman - temannya yang lain.

Di minggu terakhir Nesya berekerja di toko laundry, tepat di hari ulang tahun ibunya. Nesya pun kembali jatuh pingsan. Kali ini lebih serius, Nesya harus segera di bawa ke rumah sakit terdekat. Bos Nesya pun akhirnya menelefon ke rumah Nesya.

"Krrrriiiiinngg.." Telefon di rumah Nesya berdering.
"Hallo." Sapa Mamanya dengan suara lembut.
"Hallo, benar ini ruma Nesya?" Tanya bos nya memastikan.
"Iya benar, ada apa ya?" Tanya mama nya.

Bosnya pun menceritakan kronologi mengapa Nesya bisa jatuh pingsan di tempat kerjanya. Mama nya pun mengabarkan berita ini pada Gina dan Gerry, karena tak tau harus menghubungi siapa lagi. Yang mama nya tau hanya mereka teman terdekat Nesya sekarang. Mereka bertiga, orang - orang yang sangat menyayangi Nesya berkumpul di rumah sakit tempat di mana Nesya di rawat. Semetara bos Nesya kembali ke tempat laundry kepunyaannya setelah mama Nesya dan ke dua temannya itu datang untuk menemani Nesya.

Di ruang tunggu rumah sakit..

"Ada orang tua atau kerabat dari Nesya Irindia Putri?" Tanya seorang dokter.
"Saya dok, saya mama nya." Kata mama nya yang sontak berdiri saat nama anak kesayangannya itu di sebut. "Anak saya gak apa - apa kan dok? dia baik - baik saja kan?" Tanya nya khawatir.
"Anak ibu terkena jantung koroner." Kata dokter itu menjelaskan.
"Masya Allah, jantung koroner dok?" Tanpa terasa air mata mama nya pun mentes pada saat itu juga. "Sejak kapan anak saya memiliki keluhan di jantungnya? Ibu macam apa saya sampai tidak tau selama ini anak saya sakit, ya Tuhaann." Begitulah batin mama nya.
"Apa akhir-akhir ini Nesya melakukan aktifitas yang berlebihan bu? Yang membuatnya cukup lelah?" Tanya dokter kepadanya mama Nesya.
"Saya hanya tau dia sekolah saja dok." Kata mama nya "Apa ini ada hubungannya dengan penyakit yang di derita Nesya?" Tanya mamanya kepada dokter itu.
"Tentu saja bu, Nesya menderita penyakit jantung koroner. Penderita penyakit jantung koroner sangat di larang keras untuk melakukan aktivitas - aktivitas yang melelahkan dan mempunyai pikiran - pikiran berat. Karena itu akan membuat dia semakin drop." Jelas dokter.
"Ya Tuhan, jadi kondisi Nesya seperti ini karena dia kelelahan dok?" Tanya mamanya lagi.
"Sepertinya begitu bu." Kata dokter itu.
"Lalu bagaimana keadaan Nesya sekarang dok?" Tanya mama nya khawatir.
"Nesya belum sadarkan diri bu, kondisinya cukup mengkhawatirkan. Untuk saat ini Nesya belum bisa di jenguk dulu. Ibu harus cukup sabar menghadapinya bu." Kata dokter itu. "Saya harus mengecek keadaan pasien yang lain, jika ada yang perlu di bantu. Ibu bisa memanggil saya atau suster jaga." Kata dokter.
"Iya dok, terima kasih." Jawab mama Nesya.

Gina dan Gerry yang dari tadi mendengarkan percakapan Mama Nesya dan dokter hanya bisa tertunduk lesu dan ikut khawatir mendengar keadaan Nesya. Lalu mama Nesya kemudian mendekat kepada Gina dan Gerry.

"Kalian tau Nesya kerja apa? Tadi bos nya yang melefon tante memberitahukan keadaan Nesya. Tapi karena panik tante tidak sempat bertanya Nesya bekerja sebagai apa di sana." Tanya Mama Nesya kepada Gina dan Gerry.
"Saya gak tau tante." Jawab Gerry.
"Gina?" Tanya Mama Nesya.
"Adduuuhh bilang apa ni gue." Ucap Gina dalam hati.
"Gina tau sesuatu?" Tanya Mama Nesya.
"Eeeeemm anuu, eeemmm." Kata Gina kikuk.
"Kalau Gina tau tolong ceritakan ke tante biar tante tau." Kata Mama Nesya.
"Iya Gin, bilang aja. Gapapa." Kata Gerry menambahkan.
"Jadi gini tante. Nesya bekerja di tempat laundry. Kerjaannya itu cuci, setrika, sama nganter baju - baju pelanggan yang sudah selesai di kerjakan tante." Jelas Gina.
"Ya Allah, mungkin karena itu Nesya kelelahan. Tapi untuk apa Nesya bekerja? Apa selama ini uang saku nyang tante berikan tidak cukup?" Tanya Mama Nesya.
"Bukan, bukan itu tante. Tapi eemmmmm." Kata Gina sambil menggigit bibir bawahnya karena ragu bercerita. "Sebenarnya Nesya ingin membelikan tante kado untuk ulang tahun tante hari ini dan Nesya ingin kado yang di belinya dari hasil jerih payahnya sendiri tante." Lanjut Gina menjelaskan.
"Ya Allah Nesya, Mama tidak butuh kado apapun dari kamu sayang. Mama hanya ingin kamu baik - baik saja dan ada terus di sisi mama." Kata Mama Nesya sambil meneteskan air mata.
"Sabar ya tante. Nesya pasti baik-baik aja kok" Kata Gina menenangkan sambil merangkul pundak Mama Nesya.

Ketika sore hari datang, Mama Nesya dan Gina pun memutuskan untuk kembali ke rumah sebentar. Sementara di rumah sakit ada Gerry yang menemani Nesya.

Di rumah sakit tempat Nesya di rawat..

"Nes, bangun dong Nes. ita semua khawatir sama lo." Kata Gerry di balik pintu kaca.

Gerry hanya bisa melihat Nesya dari balik pintu, karena keadaan Nesya yang belum bisa untuk di jenguk oleh siapa pun.

"Ya Allah, sampe kapan Nesya di situ? Hamba rindu senyumnya ya Allah, hamba rindu keceriaannya. Haruskah hamba kehilangannya sebelum hamba bilang yang sebenarnya? Haruskah hamba merelakannya sekarang ya Allah? Hamba bahkan belum sempat menggenggam tangannya untuk berkata bahwa ia akan baik-baik saja. Ya Allah, Engkau yang maha baik. Sembuhkanlah dia, agar dia dapat berkumpul kembali bersama kami semua." Ucap Gerry dalam hatinya. Tanpa terasa air mata Gerry pun jatuh menetes membaahi pipinya.

Di rumah Nesya..

Mama nya memasuki kamar Nesya, untuk mengambil beberapa baju dan perlengkapan yang di perlukan. Namun mama nya menemukan sesuatu di sana. Mama nya melihat sebuhah kotak kado, karena penasaran mama nya pun membukanya. Dan isinya adalah sebuah cincin perak yang begitu cantik, ada sepucuk surat juga di sana.

Dear Mama,

Happy birthday ya maa..
Nesya gak tau harus ngedoain apa buat mama, semua doa akan selalu Nesya panjatkan buat mama di setiap harinya. Dan itu biar cuma Nesya dan Allah yang tau.
Maaf ya ma, Nesya gak bisa kasih apa - apa buat Mama. Nesya cuma bisa kasih ini.
Mama tau? bahkan ketika Nesya berusaha memberikan hadiah untuk Mama, justru Nesya yang di berikan hadiah oleh Allah. Pengalaman yang Nesya dapat untuk membeli cincin ini luar biasa banget loh ma. Jauh dari yang Nesya bayangkan, Nesya jadi lebih menghargai waktu, uang, dan tenaga. Terima kasih mama, melalui mama Nesya dapat banyak pengalaman dalam hidup ini.
Mama harus janji sama Nesya ya, harus jaga diri baik-baik biar Mama tetep sehat berapapun usia Mama. Nesya gak bisa bayangin deh hidup Nesya tanpa Mama.
Sekali lagi happy birthday Mama.

Yang selalu sayang sama mama.

- Nesya -

Setelah membaca surat dari Nesya, mama nya pun berlinang air mata.

"Mama juga gak tau sayang, apa yang terjadi kalau hidup mama tanpa kamu." Sambil memeluk surat dari Nesya.


Di rumah sakit, Gerry masih berada di ruang tunggu. Tak lama kemudian Mama Nesya pun datang.

"Tante sendiri?" Tanya Gerry.
"Iya Ger." Jawabnya sambil tersenyum.
"Gina kemana?" Tanya Gerry lagi.
"Tadi Mama nya minta di antar ke acara keluarga katanya, gak apa-apa kok. Oiya kamu belum pulang kan? pulang saja dulu. Nanti orang tuamu cemas, biar Nesya tante yang menemani." Kata Mama Nesya.
"Gerry di sini aja tante, tadi udah telfon Ibu kok. Kata ibu gapapa." Jawab Gerry sambil tersenyum.

Saat Mama Nesya dan Gerry sedang berbincang - bincang, dokter datang menghampiri mereka.

"Permisi bu." Kata dokter itu.
"Oh iya dok, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Mama Nesya.
"Berita baik bu, Nesya sudah sadarkan diri. Nesya sudah bisa di jenguk." Jawab dokter itu.
"Alhamdulilllaahh." Kata Mama Nesya dan Gerry secara berbarengan dan sambil tersenyum lega.

Di kamar tempat Nesya di rawat. Nesya masih dalam keadaan berbaring.

"Nesya, kamu sudah sadar nak?" Kata Mama nya.
"Mama, Nesya gak apa - apa kok ma." Jawabnya sambil tersenyum.
"Iya kamu gak apa-apa, kamu akan baik - baik saja." Kata Mama nya sambil membelai rambut Nesya.
"Gerry, dari kapan di sini Ger?" Tanya Nesya.
"Gerry yang menemani mama selama kamu tak sadarkan diri, bahkan waktu Mama pulang. Dia yang menemani kamu sendiri di sini Nes." Jelas Mamanya.
"Makasih ya Ger." Kata Nesya, di ikuti seyum sumringahnya.
"Gina juga sempet nemenin kok Nes." jawab Gerry dengan senyuman.
"Oiya Gina mana?" Tanya Nesya.
"Tadi ada urusan keluarga katanya, jadi harus menemani Mama nya sayang." Kata Mama Nesya.

Seminggu kemudian, Nesya sudah di perbolehkan keluar dari rumah sakit, tetapi untuk aktivitas Nesya tidak boleh terlalu lelah. Hanya sekedar sekolah dan langsung pulang ke rumah, mama nya pun sudah meminta bantuan Gina dan Gerry untuk menasehati dan mengawasi Nesya jika aktivitas yang di kerjakan cukup membuat Nesya lelah.

Suatu saat ada acara camping di sekolahnya, semua anak wajib ikut. Mama nya sempat khawatir dengan keadaan Nesya, tapi Nesya sendiri ingin sekali mengikuti acara camping itu. Akhirnya Gerry dan Gina pun membantu membujuk Mama Nesya, dengan menjamin bahwa Nesya tidak akan kelelahan saat acara camping berlangsung.

Tiba di sekolah, semua guru dan siswa bersiap untuk melaksanakan kegiatan camping.

"Ayo anak-anak masuk bus sesuai kelasnya yaa, barang-barangnya jangan sampai ada yang tertinggal." Kata Bapak kepala sekolah.
"Iya Paakkk." Sahut anak-anak.

Setelah menempuh perjalanan selama empat jam mereka pun sampai di tempat camping yang di tuju. Tempatnya sejuk, indah sekali. Seperti yang di lakukan teman-temannya. Nesya pun beraktifitas seperti orang sehat yang baik-baik saja. Mendirikan tenda, membuat api unggu, dll.

Saat malam api unggun di mulai..

"Gin, pengen pipis ni." Kata Nesya.
"Adduuuhh, udah malem Nes, gue ngeri. Ntar kalo ada suara-suara aneh gimana?" Kata Gina.
"Ah elo, suara aneh apaan?" Tanya Nesya.
"Ya gitulah." Kata Gina sambil begidik ngeri.
"Hayooo pada ngomongin apaan?" Tiba - tiba Gerry datang dari belakang mereka.
"Nah, minta anterin sama Gerry aja Nes." Kata Gina.
"Hush, masa minta anterin pipis sama cowo." Kata Nesya sambil mencubit pipi Gina.
"Awwww, sakit Nes." Kata Gina.
"Oh Nesya mau pipis? Ayok gue anterin." Kata Gerry.
"Enggak enggak, enak di lo gak enak di gue." Kata Nesya.
"Yeee, gue gak bakal ngintip kok. Mau gue anterin apa nahan pipis sampe pagi?" Tanya Gerry.
"Udah sana sama Gerry, lagian kan Gerry cowo. Kalo ada apa-apa lo tinggal teriak aja Nes." Kata Gina.
"Emm iya juga ya, tapi bener loh gak pake adegan ngintip." Kata Nesya ragu.
"Yeh, mau ngintip apaan juga? Gak bakal keliatan. Orang gelap begini." Kata Gerry sambil melihat suasana sekitar.
"Okelah, yuk. Anterin." Ajak Nesya.

Mereka menuju ke tempat yang mereka tuju, setelah ingin kembali. Nesya melihat sebuah danau, indah sekali. Nesya bisa melihat indah, karena ada banyak kunang-kunang yang berterbangan di sana.

"Eh tunggu Ger." Kata Nesya.
"Apa lagi? Mau ngapain?" Tanya Gerry.
"Kesana sebentar yuk?" Ajak Nesya.
"Ha?" Kata Gerry tidak mengerti.
"Sebentar kok, yuk." Kata Nesya sambil menarik tangan Gerry.

Sesampainya di danau itu..

"Waaawww, keren banget Ger." Kata Nesya takjub.
"Iya keren, tapi gak pake banget. Kerenan juga gue haha." Kata Gerry bercanda.
"Yeh, pede. Ini tuh keren, keren bangeeeett. Romantis ni tempatnya." Kata Nesya sambil tersenyum memperhatikan sekitar.

Tiba - tiba ada sesuatu yang muncul di kapala Gerry..

"Romantis? Dia bilang romantis? Apa gue tembak dia di sini aja ya ?" Ucapa Gerry dalam hati.

"Ger, romantis kan tempatnya?" Kata Nesya sambile menyenggol lengan Gerry.

Seketika Gerry sontak kaget.

"Eh oh eemmm, iya romantis kok." Kata Gerry kikuk. "Nes, ada yang mau gue omongin sama lo." Lanjut Gerry ragu.
"Ngomong aja Ger. Kaya sama siapa aja." Jawab Nesya santai, masih memperhatikan keadaan sekitar yang mengagumkan.
"Gue suka sama lo Nes." Kata Gerry.
"Apa?" Tanya Nesya heran, sambil mengernyitkan dahinya.
"Iya Nes." Jawab Gerry, kedua tangannya memegang pundak Nesya sehingga keduanya saling berhadapan.
"Gue tau ini mungkin kedengeran konyol, tapi yang gue rasain ini lama-kelamaan semakin nyata terasa Nes. Dan gue yakin sama perasaan ini, gue pengen kita jadi lebih dari sekedar temen. Di sini, di tempat ini. Gue rasa sekarang waktu yang tepat buat ngungkapin semuanya." Kata Gerry sambil menatap mata Nesya dengan ketulusan.

Nesya terdiam..

"Ya Allah, apa aku harus jujur kalau sebenarnya aku mempunyai perasaan yang sama?" Ucap Nesya dalam hati.

"Nes, apa lo butuh waktu buat mikir? berapa lama? Satu jam? Sehari? Seminggu? Bahkan sebulan pun bakal gue tunggu." Kata Gerry meyakinkan.
"Bukan Ger, bukan masalah itu. Lo tau keadaan gue kan. Gue bisa ninggalin lo kapan aja, bahkan tanpa kemauan gue sekalipun." Kata Nesya dengan ekspresi murung.
"Maksudnya?" Tanya Gerry bingung.
"Jantung gue. Dia bisa berhenti kapan aja Ger. Gue cuma gak mau, di saat dia berhenti. Senyum lo juga bakal berhenti nantinya." Jelas Nesya. "Mungkin kalo kita cuma sebagai temen, itu akan jauh lebih baik Ger." Kata Nesya melanjutkan.
"Nes, gue tau resikonya. Makanya gue ambil tindakan kaya gini, gue gak pernah peduli sama jantung lo yang akan berhenti itu." Kata Gerry. "Gue justru bakal bantu lo, buat jaga jantung lo, biar lo dia tetep mau berdetak. Gue janji sama lo. Coba tanya sama hati lo, gimana perasaan lo sama gue?" Lanjut Gerry.
"Tapi Ger.." Kata Nesya ragu.
"Nes, please jujur." Kata Gerri memegang kedua tangan Nesya. "Pleasseee.." Lanjut Gerry memohon.
"Hati gue bilang gue sayang sama lo." Kata Nesya dengan mata berkaca-kaca. "Tapi Geerrr, gueee.." Lanjut Nesya.

Belum selesai Nesya bicara, Gerry pun memeluk Nesya dengan erat, tanpa terasa air mata Nesya tumpah seketika. Setelah itu mereka kembali ke acara api unggun. Setelah tiga hari melaksanakan kegiatan camping, murid - murid pun pulang ke rumah mereka masing - masing. Namun Gina dan Gerry tidak demikian, mereka mengantar Nesya ke rumahnya telebih dahulu.

"Assalamualaikum mama." Kata Nesya.
"Wa 'alaikumsalam. Hei kamu udah pulang." Kata Mamanya.
"Assalamualaikum tante." Kata Gina dan Gerry berbarengan.
"Wa 'alaikumsalam. Eh Gina sama Gerry kesini dulu? Emang pada gak cape ya?" Tanya Mama Nesya.
"Enggak kok tante, kan kita udah janji bakal jaga Nesya. Jadi kurang afdol aja kalo gak nganterin pulang." Kata Gerry.
"Wah kalian bertanggung jawab ya, makasih ya. Kata Mama Nesya sambil tersenyum. "Terus gimana campingnya? seru gak?" Lanjut Mama Nesya.
"Serruu banget tanteee, serruu. Saking serunya sampe ada yang jadian loh." Kata Gina antusias.
"Hush." Kata Gerry menyenggol lengan Gina.
"Ginaaaa, apaan sih." Kata Nesya manyun.
"Oya? jadian? siapa yang jadian?" Tanya Mama Nesya.
"Kaya nya gak perlu di tanya lagi deh tante. Ini nih anak kesayangan tante sama temen cowonya yang setia nunggu di rumah sakit." Kata Gina menahan tawa.
"Ginnaaaaaa." Teriak Nesya kesal.

Mama Nesya dan Gerry pun hanya tertawa. Mereka melanjutkan berbincang-bincang.

"Tuhan aku baru menyadari, aku tidak hanya mempunyai satu jantung. kini aku mempunyai empat jantung. Mama, Gerry, Gina, dan jantungku sendiri. Tolong jaga ketiga jantungku yang lain saat satu jantungku ini tidak lagi dapat berdetak Tuhan. Aku rela kehilangan satu jantung yang membuat ku berhenti bernafas, asal masih punya tiga buah jantung yang aku percaya akan membuat ku selalu tersenyum sampai aku benar-benar dapat memelukmu Tuhan." Ucap Nesya dalam hati sambil tersenyum.





                                                                       - The End -













Selasa, 22 Januari 2013

Mungkinkah Kamu? Bumerang ku?

Di pagi indah di salah satu Universitas Swasta di Jakarta..

"Mampus deh ni gue, telaaattttt. Telat bangeeett" Ucap Rianti sambil melihat jam tangannya dan mempercepat langkahnya. Setelah melangkah cepat dengan hati dag dig dug, akhirnya Rianti pun sampai di tempat yang di tujunya. Perlahan - lahan Rianti membuka pintu ruangan itu.

Terlihat mahasiswa dan mahasiswi yang sedang melaksanakan UAS dan seorang dosen yang sedang mengawasi.
Dengan hati tak karuan Rianti pun memberanikan diri masuk ke kelas.

"Pagi pak" Ucap Rianti.
"Pagi" Kata dosennya.
"Maaf pak telat, masih bisa ikut UAS kan?" Kata Rianti sambil menyeringai senyum.
"Kamu tau ini jam berapa? Kamu ikut susulan saja." Kata dosen.
Belum sempat Rianti melakukan argumen, tetapi dosennya sudah berbicara lagi "Kalo kamu berdiri di situ terus, kamu ganggu konsentrasi teman - teman kamu nanti."
Dengan berat hati Rianti pun meninggal kan kelasnya.

Di luar ruangan kelas, Rianti berjalan perlahan sambil memikirkan nasib nilai UAS nya. Karena tidak berkonsentrasi, Rianti menabrak salah satu mahasiswa.

"Braaakkk" Buku yang di bawa Rianti berjatuhan.
"Eh sorry sorry gue gak sengaja." Kata mahasiswa itu.
"Iya gapapa, gue yang salah kok." Kata Rianti sambil mengambil buku - bukunya. Dan bergegas berdiri

Setelah beberapa langkah Rianti berjalan. Tiba - tiba mahasiswa tadi memanggilnya.

"Eeeehhh eeehhh tunggu deh." Kata mahasiswa itu.
"Kenapa?" Jawab Rianti dengan muka badmood.
"Kayanya muka lo familiar deh, kaya pernah liat." Kata mahasiswa itu.
"Di mana? Di TV?" Kata Rianti.
"Bukaaannn, di pamflet orang hilang." Kata mahasiswa itu.

Seketika Rianti semakin badmood dan itu membuat keningnya berkerut

"Bercanda, bercanda. Serius banget sih. Lo dulu SMP di mana?" Tanya mahasiswa itu.
"SMP Cahaya Gemilang. Kenapa sih?" Tanya Rianti.
"Sama dong, gue juga. Pantes kaya pernah liat muka lo. Ternyata kita satu SMP. Yaelaaahhh" Jawab mahasiswa itu sambil tertawa. "Nama lo siapa?" lanjutnya sambil mengulurkan tangan.
"Rianti" Jawab Rianti sambil menjabat tangan mahasiwa itu.
"Gue Bayu." Jawabnya, dan terlihat seperti berfikir sejenak. "Eh tunggu lo itu Rianti Dana Priani?"
"Iya, kok tau?" Tanya Rianti agak heran.
"Taulah, gue Bayu temen sekelas lo waktu kelas 2." Jelas Bayu.
"Bayu? Bentar - bentar. Gue inget - inget dulu. Muhammad Bayu Prasetya?" Tebak Rianti
"Nah ! Iya bener." Jawab Bayu.
"Yang dulu suka bolos pelajaran bahasa inggris? Yang dulu kalo upacara selalu tidur ke UKS?" Perjelas Rianti.
"Iyaaaa, ah lo mah ingetnya yang jelek - jelek doang niiiii." Kata Bayu sambil tertawa mengingat masa - masa SMP nya.
"Hahahaha, ya abisnya lo dulu SMP bandel banget sih bay." Ledek Rianti.
"Hahaha iya sih, eh tapi ngomong - ngomong lo tadi kenapa sih? Bete banget tampang lo. Suram tau gak?" Kata Bayu sambil meledek.
"Addduuuhh, gila bay. Gue telat ikut UAS. Gara - gara kesiangan. Jadi harus ikut UAS susulan, nyebelin banget kan." Jawab Rianti dengan tampang lesu.
"Yaelah, gitu doang. Gue sering banget malah susulan. Gak depresi tuh kaya lo gitu." Jawab Bayu santai.
"Ya lo mah ketahuan, dari SMP juga gitu." Jawab Rianti.
"Emang lo ngapain semalem? Sampe kesiangan gitu? Makanya kalo main jangan same malem hahaha." Kata Bayu.
"Enak aja ! Gue justru tidur malem karna belajar. Gue tidur aja sambil meluk buku." Jelas Rianti.
"Wiiddiiihh, oiya gue lupa, lo kan dari dulu emang rajin ya. Ngomong - ngomong enak juga tuh ya jadi buku. Bisa di peluk - peluk sama lo hahahaha." Ucap Bayu.
"Emmmm pikirannya dasar, bercanda aja sih lo." Kata Rianti sambil memukul kepala Bayu dengan salah satu bukunya.
"Aduuuhh, sakit tau. Galak amat." Kata Bayu sambil mengusap - usap kepalanya.
"Hahahha sorry sorry, refleks." Kata Rianti sambil tertawa kecil.
"Yaudah ke kantin aja yuk, ngobrol di sana lebih enak kayanya. Dari pada berdiri di sini. Pegel gue." Ajak Bayu
"Hayuk, boleh." Kata Rianti

Sepanjang perjalan mereka ke kantin mereka berbicara tentang masa - masa SMP nya yang membuat mereka rindu akan hal itu. Sampai di kantin pun tak jauh berbeda, mereka tetap membicarakan tentang hal - hal yang berhubungan dengan cerita - cerita SMP, mulai dari guru, teman, adik kelas, kakak kelas, suasana sekolah, dan lain - lain.

Sejak saat itu mereka jadi lebih sering bertemu di kampus ataupun di wilayah kampus, tidak hanya secara langsung, lewat media - media sosial seperti facebook, twitter, bbm, bahkan telfon sekali pun mereka selalu melakukan komunikasi. Semakin hari semakin dekat, semakin hari semakin mengetahui satu sama lain.

Suatu hari di perpus kampus.

"Riantiiiii" Ada seseorang yang memanggilnya dengan suara halus dan menepuk pundak Rianti.
Rianti menoleh, dan saat itu pula Rianti tahu bahwa yang memanggilnya adalah Dinda, sahabatnya sejak masih SMA.
"Heeiiii, lo udah mulai masuk kampus? Cutinya udah selesai?" Tanya Rianti.

Dinda memang mengambil cuti selama satu semester dikarenakan schedule nya yang padat, maklumlah Dinda adalah seorang model.

"Udah ni, gak enak libur lama - lama. Kan gue kangen sama lo." Canda Dinda.
"Hahaha, bisa aja lo." Jawab Rianti.
"Eh kantin yuk, laper." Ajak Dinda.
"Boleh, gue juga udah dapet ni buku yang gue cari." Jawab Rianti sambil menunjukkan buku yang ia cari.
"Oke, kebetulan kalo gitu. yuk cus kantin." Kata Dinda.

Sesampainya di kantin, Rianti dan Dinda melanjutkan obrolan seperti biasa. Dan tiba - tiba pun Bayu muncul.

"Heeeii" Sapa Bayu sambil menepuk pundak Rianti.
"Hei Bay." Kata Rianti. "Oh iya, kenalin ni temen gue, Dinda. Dinda ini Bayu." Lanjut Rianti.
"Halo, gue Bayu." Sapa Bayu sambil mengulurkan tangan.
"Gue Dinda." Jawab Dinda, sambil menjabat tangan Bayu.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan obrolan mereka. Obrolan yang mengasyikan.
Setalah jam kuliah selesai, Rianti dan Dinda pulang bersama, karna Dinda berencana main ke tempat cost Rianti.

Sesampainya di tempat cost Rianti.

"Rianti, lo udah lama kenal sama Bayu?" Tanya Dinda.
"Kenal sih dari SMP Din Kenapa?" Tanya Rianti.
"Gapapa, cuma tanya aja. Tapi kok gue baru liat dia ngobrol sama lo ya? Apa karna gue kelamaan cuti kali ya? Jadinya gak tau." Tanya Dinda.
"Iya Din, jadi gue juga baru ketemu dia seminggu yang lalu. Gue juga gak ngeh kalo dia temen SMP gue. Pas gak sengaja ngobrol aja itu jadi tau kalo kita satu SMP." Jelas Rianti.
"Eeemm gitu, lo lagi deket sama dia?" Tanya Dinda.
"Enggak Diiiinnn, temen biasa aja kok." Jawab Rianti sambil tersenyum.
"Oooohh temen biasa." Kata Dinda.
"Kenapa sih emang? Nanyain Bayu terus. Hayoooo kenapa hayooo." Ledek Rianti.
"Gapapa, Cuma tanya kok. Beneran deh." Jawab Dinda gugup.
"Bohong juga gapapa." Ledek Rianti lagi.
"Ahhhh udah ah, kok jadi ngeledekin gue sih." Jawab Dinda dengan pipi memerah.
"Hahaha, tapi pipi nya gak usah kaya tomat gitu kali neng." Jawab Rianti sambil menyenggol pundak Dinda.
"Ah lo mah." Kata Dinda sambil memukul Rianti dengan bantal. "Eh gimana si Romi?" Lanjut Dinda.
"Ya begitulah, tetap di hati gue. Walaupun orangnya entah kemana" Kata Rianti.

Romi adalah mantan pacar Rianti, mereka baru saja putus sebulan yang lalu.

Dikampus mereka bertiga jadi sering bertemu, layaknya seorang sahabat yang setiap ada waktu mereka selalu bertemu. Hal itu berlangsung selama berbulan - bulan.

Hingga suatu saat Dinda bercerita pada Rianti bahwa Dinda mempunyai perasaan lebih untuk Bayu. Rianti yang mendengarnya pun kaget, karena sebenarnya jauh dari sebelum Dinda hadir di antara mereka. Rianti dan Bayu pun sudah dekat, dekat lebih dari sekedar teman, hanya menunggu ungkapan di antara ke dua nya. Rianti pun bingung harus berbuat apa, sahabatnya sendiri menyayangi orang yang di sayang. Setelah berfikir panjang Rianti pun memutuskan untuk pelan - pelan menjauh dari Bayu. Saat di kampus obrolan di antara mereka semakin jarang, saat di bbm, twitter, dan media sosial lainnya pun Rianti memutuskan untuk tidak terlalu merespon Bayu, semua itu di lakukan untuk menjaga perasaan Dinda.

Suatu saat di koridor kampus, Bayu melihat Rianti berjalan seorang diri tanpa Dinda. Bayu pun mengambil kesempatan itu untuk menghampiri Rianti.

"Hai." Sapa Bayu dengan senyum sumringah.
"Hai." Jawab Rianti seadanya.
"Lemes banget, kenapa? Sakit?" Tanya Bayu agak khawatir.
"No, I'm fine." Jawab Rianti sambil tersenyum.
Tiba - tiba Bayu menarik tangan Rianti perlahan. Sambil menatap mata Rianti Bayu bertanya "Ada yang salah sama gue?"
"Kok bilang gitu?" Tanya Rianti mengernyitkan dahi.
"Habis akhir - akhir ini menjauh. Yaaa gue gak tau sih ini perasaan gue aja atau gimana." Tanya Bayu.
"Gak ngejauh kok Bay, lagi focus aja," Jawab Rianti lagi - lagi sambil tersenyum. "Udah ya, gue ada kelas. Bye Bayu." Kata Rianti sambil melepaskan tangan Bayu yang memegang tanganya secara perlahan.

Bayu yang di tinggalkan Rianti masih berdiri mematung di tempat itu sambil berfikir. Tak lama kemudian Dinda lewat di depan Bayu.

"Hai Bay." Sapa Dinda.
"Hai." Jawab Bayu sambil tersenyum.
"Bay, gue mau ngomong sesuatu ni. Boleh?" Kata Dinda.
"Boleh, mau ngomong apa?" Tanya Bayu.
"Tapi gak sekarang ya, gue ada kelas soalnya. Nanti jam pulang aja gimana? Gue tunggu di kantin." Kata Dinda.
"Oh ok." Jawab Bayu.

Kemudian Dinda dan Bayu pun berpisah arah.

Setelah jam kuliah selesai. Dinda sudah menuggu Bayu di kantin kampusnya, tak lama Bayu pun menghampiri Dinda.

"Mau ngomong apa Din?" Tanya Bayu.
"Gini Bay, gue tau lo sama Rianti agak renggang. Gue juga ngerasa kok, dan sorry tadi sebenernya gue gak sengaja denger obrolan lo sama Rianti. Gue takut aja kalo Rianti ngejauh sama lo karna gue." Kata Dinda.
"Elo? Apa hubungannya sama lo?" Tanya Bayu heran.
"Eeeemmm gimana ya jelasinnya, tapi lo jangan marah atau benci ya sama gue." Kata Dinda.
"Iya Dinda, kenapa? kenapa?" Tanya Bayu penasaran.
"Jadi gini, gue pernah bilang ke Rianti kalo gue suka sama lo, tapi itu gak beneran. Gue cuma mau tau aja perasaan dia ke lo gimana. Habis setiap gue tanya, dia itu selalu bilang gak suka sama lo. Dia itu selalu beranggapan kalo dia gak bisa move on dari mantannya. Nah, makanya gue bilang gitu, buat ngetes perasaan dia. Ya walaupun gue tau, cara gue ngetes dia itu gak lucu banget. Sampe bikin dia galau, tapi gue sebagai sahabatnya cuma mau dia jujur sama perasaannya sendiri." Jelas Dinda.
"Oh, gue ngerti. Jadi dia ngejauhin gue karna dia mikir lo suka sama gue, dan dia mau ngerelain gue buat lo. Gitu?" Jawab Bayu.
"Ya begitulah kira - kira, kalo dia sampe keliatan galau gitu. Berarti lo tau kan jawabannya?" Tanya Dinda.
"Dia sayang sama gue?" Tanya Bayu.
"Ho'oh Bayyuuuuuu." Kata Dinda.
"Ya Tuhaaannn, temen lo itu bodoh banget ya." Kata Bayu.
"Hust, bukan bodoh, tapi dia terlalu baik sama gue. Sekarang lo nya ke dia gimana?" Tanya Dinda.
"Kalo gue gak sayang sama dia, ngapain gue deketin Dindaaaa, adduuhh pake di tanya lagi." Jawab Bayu sambil menggaruk - garuk kepalanya.
"Yaudah bilang sama Rianti, masih disini aja. Nunggu apa? Nunggu jamuran?" Tanya Dinda kesal.
"Oke deh, gue ketemu Rianti dulu ya. Thanks Dinda. Lo emang temen yang baik." Kata Bayu.
"Oke bro, good luck ya." Kata Dinda mensuport.
"Ammmiiinn." Kata Bayu sambil melangkah pergi meninggalkan kantin.

Sesampainya di costan Rianti.

"Tuhan jika dia memang untukku dekatkanlah, jika dia bukan untukku jauhkanlah. Aku tau Engkau tau yang terbaik untukku Tuhan." Kata Rianti dalam hati sambil termenung.

Tiba - tiba ada yang mengetuk kamar Rianti. Saat Rianti membukanya betapa kagetnya dia. Ada sosok Bayu disana.

"Tuhan, inikah jawaban dari mu? Mungkinkah memang dia orangnya? Mungkinkah dia bumerang hamba? Bumerang yang jika hamba lempar sejauh apapapunakan tetap kembali kepada hamba?" Ucap Rianti dalam hati.

"Halloooooo" Kata Bayu sambil melambai - lambaikan tangan di depan wajah Rianti.
"Eh iya." Rianti pun tersentak seketetika.
"Kok bengong?" Tanya Bayu.
"Gapapa, lagi banyak pikiran aja soal tugas." Jawab Rianti sambil tersenyum. "Ngapain kesini?" Lanjut Rianti.
"Ada perlu sama lo Ri." Jawab Bayu.
"Perlu? Perlu apa?" Kata Rianti.
"Kayanya gak enak ya ngomong di sini. Di cafe depan aja gimana?" Ajak Bayu.
"Oke" Jawab Rianti.

Sesampainya di cafe tersebut, mereka duduk di tempat yang biasa mereka duduki, mereka memang sering ke tempat ini untuk sekedar makan malam atau bercerita dan bercanda. Setalah memesan makanan Bayu pun memulai pembicaran.

"Gue langsung aja ya Ri, gue gak mau tanya kenapa lo akhir - akhir ngejauh dari gue. Karna gue udah tau semuanya. Dinda udah cerita semuanya ke gue." Kata Bayu,
"Cerita? Cerita apa?" Tanya Rianti.
Bayu pun menjelaskan detail yang di ceritakan Dinda. Rianti mendengarkan dengan seksama.
"Jadi Dinda ngerjain gue?" Tanya Rianti.
"Ya begitulah." Jawab Bayu sambil tersenyum.
"Gue masih gak percaya ckckck." Ucap Rianti.
"Gak percaya kenapa? Nanti lo tanya aja orangnya. Lagi otw mau kesini katanya sama pacarnya." Kata Bayu.
"Sama pacarnya? Sejak kapan punya pacar?" Kata Rianti semakin tak percaya.

Selang beberapa saat Dinda pun datang membawa seorang pria yang di gandengnya, mereka tampak serasi, tampak seperti pasangan yang berbahagia.

"Hai Riantiiii." Sapa Dinda dengan senyum senang.
"Ciieee siapa nih?" Tanya Rianti.
"Oh iya, kenalin ini Jordan. Pacar gue." Jawab Dinda.

Dinda pun mengenalkan Jordan kepada Rianti dan Bayu. Rianti pun memulai pembicaraan untuk bertanya pada Dinda.

"Ehheemm, Din. Jadi ceritanya gue di kerjain nih?" Tanya Rianti.
"Heheheh sorry ya Ri, habis lo susah banget sih ngaku kalo lo suka sama Bayu. Maaf ya Ri pake cara kaya gini." Kata Dinda.
"Iya, gapapa kok Din." Kata Rianti.
"Kalian gimana? Udah jadian belum niiii?" Tanya Dinda meledek Rianti dan Bayu.

Rianti hanya tersenyum, Bayu yang melihat senyuman Rianti langsung mengambil tindakan. Dengan spontan di depan Dinda dan Jordan, Bayu pun menyatakn cintanya pada Rianti, dan pada saat itu pula Rianti pun menerimanya. Mereka pun resmi jadian.


              

                                                                      -   The End  -



Jumat, 18 Januari 2013

Kini dan Nanti

Kini dan Nanti
Adakah perbedaan kini dan nanti?
Mungkinkah yang kujalani kini akan ku tinggali
Dan berganti dengan yang kujalani nanti?

Akankah yang kini belum kutemui akan kutemui nanti?
Entahlah, biarkan semua menjadi misteri
Biarlah semua sesuai ketentuan Ilahi
Yang ku percaya ini akan membawa ku ke arah yang lebih baik lagi

Kini
Lelah untuk kini
Lelah untuk berharap yang tak pasti
Lelah mengikuti kata hati

Apa mungkin nanti akan lebih baik lagi?
Risau, gelisah di hati
Memikirkan nasib di hari nanti
Hanya coba berusaha menjalani dengan baik hari ini

Mungkin mengikuti ketetapan Ilahi tak semudah menyingkirkan ulat yg bikin geli
Tapi ketetapan itu pasti mempunyai satu arti
Suatu hari nanti
Aku kan tau apa arti dari semua ini

Kini dan nanti
Kini akan selalu membekas di memory
Kini yang akan membawaku kepada yang ku nanti
Kini dan nanti


- Tari -

Senin, 07 Januari 2013

Cahaya dan Kegelapan

Cahaya...
Hanya itu yang aku ingat
Dia menganggapku cahaya
Cahaya kesucian yang terlalu bersih bersinar

Kegelapan..
Itu katanya
Dia menyebut dirinya kegelapan
Dan kegelapan tak akan bisa bersatu dengan cahaya katanya

Saat dimana kegelapan berkata
Bahwa ia merasa takut
Merasa teramat takut
Semakin takut dan semakin takut

Bukan karna cahaya yang begitu menyilaukan untuknya
Bukan karna ia takut kalah terang
Ia hanya takut ia dapat meredupkan cahaya
Ia hanya takut cahaya itu semakin redup dan ikut menjadi gelap

Bukankah hidup ini ada untuk mempersatukan perbedaan?
Bukankah pada kenyataannya bintang yang paling terang justru sangat membutuhkan gelap malam agar sinarnya terlihat semakin benderang?
Hanya gelap yang dapat membuat cahaya menjadi terang

Cahaya selalu membutuhkan kegelapan
Dan kegelapanpun akan selalu membutuhkan cahaya
Mereka saling mengisi
Mereka saling melengkapi

Tetapi mengapa kegelapan terlalu keras mempertahankan egonya sendiri?
Apa menurutnya cahaya ini harus bertemu dengan cahaya agar semakin bersinar?
Cahaya tak pernah membutuhkan cahaya lainnya, karna itu membuat cahaya terlalu silau dan menyakitkan mata yang melihatnya
Cahaya hanya butuh kegelapan untuk membuat cahaya berpendar dan di nikmati banyak orang, sehingga setiap orang yang melihatnya pun akan berkata "Cahaya itu indah" :)



_Tari _

Minggu, 09 Desember 2012

Lucky - Jason Mraz


Do you hear me,
I’m talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I’m trying
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard
I’m lucky I’m in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

They don’t know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I’ll wait for you I promise you, I will

I’m lucky I’m in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we’re in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

And so I’m sailing through the sea
To an island where we’ll meet
You’ll hear the music fill the air
I’ll put a flower in your hair
Though the breezes through trees
Move so pretty you’re all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

I’m lucky I’m in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I’m lucky we’re in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh
Ooooh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh